Showing posts with label My X-tra. Show all posts
Showing posts with label My X-tra. Show all posts

Wednesday, February 25, 2015

Mengapa barang dari China bisa lebih murah??

Mungkin banyak orang bertanya.
"Kenapa sih, kok barang dari China bisa murah, bikinan Indo aja ga bisa semurah itu, padahal itu lokal, ga kena biaya ekspor. Ehhh, apalagi kalo bahan bakunya dari Indo, trus diimpor oleh China, diolah, jadi barang jadi trus diekspor lagi ke Indo..."
Agak ga masuk akal sih, apalagi buat yang bahan bakunya dari Indonesia, masa produk China lebih murah??
"Jangan-jangan kualitasnya ga bagus nih". Eitss, jangan salah sangka, produk China kualitasnya ga kalah juga sama produk negara lain juga loh walaupun tidak semua.
"Trus kok bisa murah ya?"

Monday, November 3, 2014

Pastii?? Tidak Pasti?? Why??

Widihhh, dah setaon lebih ga nulis lagi ni, hahah (*ga ada waktu ni saya à sok sibuk alias males, a.k.a lupa, heheh)

Mmm mau nulis apa ya, bingung saking banyaknya yang mau ditulis (*lebay)

Tiba2 jadi kepikiran beberapa hal yang kadang-kadang orang bilang pasti (tapi gatau dah) let’s see


Ketika...


(*hanya renungan dan hanya mencoba bercermin pada diri sendiri)

Putaran roda kehidupan selalu menjadi bayang-bayang manusia. Terkadang ia di atas, terkadang ia di bawah. Terkadang ia melaju cepat, terkadang ia berhenti. Terkadang ia kotor kusam, terkadang ia bersih rapi. Terkadang ia kempes, terkadang ia sempurna. Terkadang ia masuk lubang yang dalam, terkadang ia melaju di jalan yang mulus....

Terkadang, kita harus berhenti sejenak untuk melihat jalan yang telah kita lalui sebagai penasihat. Terkadang…, kita harus bergerak cepat untuk mengejar waktu. Tidak selamanya jalan itu mulus. Tidak selamanya juga jalan tersebut berlubang...

Tuesday, January 1, 2013

When I see them....

Sabtu, minggu tanggal 6 dan 7 Januari 2012, aku mengikuti rekoleksi para lansia (serasa sudah berumur, hahah). Bukan, aku mengikuti rekoleksi untuk menemani oma ku (mama dari papa) yang juga mengikuti rekoleksi tersebut.
Oma ku itu, biasa kupanggil mak, sudah berumur 83 tahun, sudah berumur, namun masih terlihat sehat, jalannya masih kuat, ingetannya juga masih kuat, tekun, serta rajin. Aku saja kadang sering lupa juga kalo bawa barang ato apa, tapi beliau tetap saja ingat. Ingatannya masih kuat. Salut deh. Puji Tuhan ^^
Ikut rekoleksi para lansia. Aduh jadi merasa yang paling muda nih, heheh. Eh ternyata tidak juga, ada yang membawa 2 orang anak kecil, kira2 berumur 5 dan 3 tahun. Yah jadi ga paling muda deh, hahahaha

Rekoleksi diadakan di MDC Gadog, deket puncak, tapi masih belum di puncak. “Di kaki puncak”. Kami ke sana naek bus. Tiga bus, satu rombongan. Di tengah perjalanan kami berdoa, dan bernyay bersama. Wah2 ternyata oma opa disana masih semangat sekali. Umur saja yang sudah “berkepala banyak” tapi jiwa masih tetap jiwa muda.

Museum Purna Bhakti Pertiwi
Sebelum kami ke tempat tujuan yaitu di MDC, kami mampir dulu ke Museum Purna Bhakti Pertiwi, sekalian jalan-jalan, melihat ke dalam museum. Di sana terdapat banyak sekali barang-barang antik. Mulai dari guci, keramik, marmer, piring, semacam pohon, dll. Desain dari museum ini juga bagus dan rapi. Ada maket museumnya juga.
Di museum ini terdapat juga penjualan cinderamata, yang bisa juga langsung dulis nama. Bagus juga.

Lanjut... (Sedikit ulasan di Jalan)
Setelah dari museum, kami pun melanjutkan perjalannan kami. Saat itu aku dan mak tidak ikut rombongan lagi, tapi ikut mobil teman makku yang juga ikut rekoleksi tersebut. Di perjalanan macet juga, hujan pula. Lama deh nyampenya...
Satu hal yang kuingat. Saat di tengah jalan, ada banyak orang yang berjualan pisang (pisangnya bagus2), kacang, dll. Biasalah, kalo lagi macet kesempatan nyari duit juga.
Saat itu teman makku tertarik dengan pisang yang ditawarkan oleh penjual pisang tersebut (emang bagus sih pisangnya). Setelah ditanya2, ternyata harganya 35.000 sesisir. Buset dah mahal amat. Biasa di pasar 8000 juga dapet (tapi bukan yang bagus kaya gitu juga sih, haha). Ditawar ditawar, akhirnya kamipun menawar pisang tersebut seharga 15.000 (50 % lebih dari harga awal), tapi kami membei 4 siisr (dia membawa 4 sisir pisang) sehingga totalnya 60.000. Karena aku yang duduk di depan, jadi aku yang nawar. Agak ga enak juga sih nawarnya, soalnya sampe 50% lebih nawarnya. Lagian kan istilahnya dia masih mau berusaha, daripada orag yang ngemis2 di jalan ga mau usaha. Ditawar dan ditawar, dianya ternyata ga mau dengan harga segitu, kemurahan mungkin. Belum dapet katanya. Di tengah hujan, kami menawar harga tersebut. Mana dia ga pake payung ato apa lagi, hujan-hujanan. Kasian juga. Trus di saat macet tersebut, mobil di depan kami jalan, kami pun juga awalnya jadi ga mau beli karena harga yang ditawarkan belum sesuai. Dia mengejar mobil kami (bukan mobil aku sih) dan sepertinya berharap pisangnya akan dibeli. Aduh kasian juga, cuman ga enak sama mak sama temennya mak di belakang. Dia pun akhirnya bilang, nambah 10.000 lagi neng.Kami tidak mau dan bersikeras dengan harga awal. 60.000 dapet 4 pisang. (eh, ga termasuk aku). Kasian juga tapi, lagi aku melihat kantongku ada berapa, yah cuman 5000, kalo ngambil duit di dompet lagi agak ribet, bayak barang juga waktu t. Jadi kucoba tawar. Nambah 5000 lagi boleh mas? Dan akhirnya dia pun mau menjual 4 sisir pisang seharga 65.000.
Entah emank harganya sengaja dimahalin segitunya biar dapet untung gede, ato gimana , ga tau juga deh. Tapi ga gitu tega juga nawar sampe stengah harga lebih  gitu, haha.

Nyampe deh,
Setelah beberapa jam, kamipun akhirnya nyampe di MDC gadog. Di sana merupakan tempat penginapan khusus retret maupun rekoleksi. Yak,n kamipun ke kamar masing2 (sesuai yang sudah dibagikan). Istirahat sebentar, lalu ke aula untuk mengikuti rekoleksi dan bermain.

Rekoleksi
Rekoleksi pada saat itu dibawakan oleh Romo Hari. Kerennn deh bawainnya. Ga ngantuk dan dapet apa yang mau disampaikan. Orangnya juga humoris dan terbuka banget, seru deh rekolesinya. Mmm coba diinget2 lagi apa ya yang di sampaikan romo Hari...

Jika kita pergi ke kebun binatang, maka kita akan melihat banyak hwan di sana. Jerapah, gajah, harimau, zebra, dll. Dan sampailah kita di suatu kandang yaitu kandnag monyet.
Saat melihat monyet, menurut kita apa yang ia pikirkan?
1.      Mau pisang
2.      Apa lu iat-liat
3.      Enak ya kamu bebas di luar sana, aku juga mau bebas seperti kamu. Bebaskan aku
Ternyata ada artinya dari jawaban2 tersebut

Ada lagi perumpamaan. Ada seorang anak kecil yag diajak ibunya pergi jalan-jalan naik mobil. Di tengah jaan ia melihat ada ilalang degan bunga ilalang yang terbang ke sana kemari.Anak itu pu kemudian bermimpi. Ah, andai aku jadi bunga ilalng tersebut, tentu akan enyenangkan sekali bisa terbang seperti itu...
Kemudian ia diajak ibunya berjalan naik mobil, mendahului mobil-mobil lainnya. Syuut. Wah, coba aku jadi superman, aku pasti bisa juga meleati mobil2 tersebut, keren sekali.
Kemudian ia melihat gedung-gedung yang tinggi di dalam perjalanan. Ia pun berpikir...
Andai aku jadi Spiderman, akan kupanjati gedung-gedung itu.
Kemudian, sampai di tempat tujuan, ia berjalan-jalan bersama dengan mamanya. Ia pun melihat ada mainan kereta-keretaan yang bagus sekali dan menarik perhatiannya. Ia menatap kereta itu dengan lekat-lekat. Ia pun berkata dalam hatinya. “Yang kuingini saat ini hanya kereta-keretaan ini. Jika aku dapat memilikinya, aku akan sangat senang sekali..”
Ia pun ingin meminta kepada ibunya untuk membelikan mainan kereta2an tersebut. Ia melihat ke sana kemari, tapi ibunya tidak dilihatnya. Ia pun menjadi panik. Ia berteriak sekuat-kuatnya memnaggil mamamnya sambil mennagis....
Apakah ia mengingat ingin menjadi bunga ilalang yang bisa terbang kesana kemari??
Apakah ia ingat ingin menjadi superman yang bisa terbang melintas mobil-mobil??
Apakah ia ingat ingin menjadi spiderman yang bisa menaklukan gedung-gedug yang tinggi??
Apakah ia mengingat ingin memiliki mainan kereta2an yang sanagat menarik perhatiannya??
Tidak. Tidak ada satupun yang diingatnya. Tidak ada satupun yang diinginkannya. Ternyata yang diinginkannya adalah mamanya..

Kemudian, romo tersebut juga bertanya, 3 kata2 apa saja yang paling diingat oleh masusia?
Yang pertma, kata2 yang menyakitkan hati
Yang kedua kata2 pornografi,
Dan yang ketiga kata2 yang menyenangkan hati...
Jadi intinya jaga kata2 kita terhadap orang lain, apalagi kata2 yang menyakitkan hati, karena akan diingat oleh orang tersebut. Dan kata2 tersebut berada pada urutan pertama.

Wahh, ini sebenernya tulisan lama yang baru aku ingat lagi, udah lupa banyak sekarang jadinya… =_=a

Yang jelass, saluttt deh liat oma opa yg ikut rekoleksi itu, semangat banget, becanda terus, ketawa terus, seneng liatnya. Smoga mama papaku ntar kalo udah tua bisa spt itu juga, aminnnnnnnn....  *I hope so...

Jenuh ???


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, jenuh adalah
1 jemu; bosan; 2 Bio padat udara (tt senyawa yg terdiri atas karbon dan hidrogen);3 ke­nyang; puas sekali (sehingga menjadi bosan); 4 penuh (sehingga tidak mampu memuat tambahan lagi)

Menurut ilmu kimia, ikatan hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang tidak memiliki ikatan rangkap. (mungkin gara2 itu ya jadinya tidak jenuh, tidak hanya satu pasangan, hahah)

Sedangkan, menurut ilmu mekanika tanah, tanah jenuh air adalah tanah yang seluruh pori-porinya terisi oleh air, sehingga tidak ada lagi udara dalam tanah tersebut.

Jenuh adalah suatu keadaan bosan akan sesuatu, seseorang, maupun keadaan pada tahap tertentu sehingga seseorang tersebut menjadi tidak bersemangat melakukan sesuatu.

Kalau sudah jenuh, seseorang pasti menjadi tidak bersemangat melakukan sesuatu. Tahap jenuh akan dialami semua oleh semua orang, hanya waktu dan tingkatannya saja yang mungkin berbeda. Seseorang mungkin akan jenuh kepada orang lain; orang terdekatnya, seperti  orang tua, sahabat, teman, maupun pacar dengan berbagai alasan. Jenuh terhadap sekolah, kuliah, dan pekerjaan, bosnya; maupun dengan keadaan hidupnya yang dianggap “begitu-begitu saja” atau dirasanya terlalu sulit untuk dijalani.
Jadi teringat kata asisten praktikum mektanku, bahwa sebenarnya tanah itu tidak ada yang murni jenuh 100%. Pasti ada suatu bagian, walaupun kecil sekali yang berisi udara, bukan air.
Mmm,  tiba-tiba aku berpikir. Apa manusia seperti itu juga ya?
Apa sebenarnya tingkat kejenuhan kita juga tidak pernah mencapai 100% tok ya? Mungkin 99,99% (hahaha), tapi kita sudah menganggapnya jenuh 100%.
“males ngomong sama dia lagi, jenuh aku”. “aku jenuh dengan hidup yang segini-gini aja, ga ada yang menarik!”
“Jenuh saya dengan hidup ini…”

Semua orang pernah jenuh..
Lalu, apa yang berbeda dari orang-orang tersebut?
Yang beda adalah cara mereka mengatasi rasa jenuh tersebut.
Ada yang diam, malas melakukan sesuatu, tidak  mau berbicara kepada orang yang dia jenuh, mengeraskan hati.. Tapi, ada juga yang malah dengan jenuh seperti itu malah semakin bangun dan membuka mata untuk mengatasi rasa jenuhnya tersebut, dan tidak dikalahkan oleh rasa jenuhnya tersebut.

Nah, kalau kita sudah jenuh, dan malas melakukan sesuatu. Tidak peduli lagi terhadap sesuatu.. Siapa yang rugi??
Kita sendiri!
Kita yang seharusnya sudah mengalami kemajuan, tapi karena malas yang diakibatkan rasa jenuh, menjadi tidak mengerjakan sesuatu sama sekali. Tidak ada hasil sama sekali.
Masa kita dikalahkan oleh rasa kejenuhan kita tersebut?
Lalu, apakah fungsi jenuh tersebut?
Jadi ingat praktikum kompaksi (pemadatan tanah), dalam mekanika tanah. Kompaksi tersebut dilakukan untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dapat meningkatkan daya dukung tanah,daya dukung pondasi dari bangunan yang akan dibangun di atasnya.
Apa fungsi jenuh pada manusia hampir sama ya dgn analogi kompaksi?
Kita dibuat merasakan suatu “jenuh” supaya kita dapat menjadi semakin kuat?
Saya juga jadi teringat, saat foto angkatan sipil 2009. Photografernya meminta kami untuk lebih merapat supaya semua terfoto.
Saat itu ada guyonan kocak dari teman saya, “ayo, mukanya dikompaksi!” (lebih merapat)
Apa jenuh juga dimaksudkan agar kita lebih dekat dengan sesama?

Ya, mari kita tanya diri kita masing-masing,
Entahlah, hanya kita masing2 yang dapat menjawabnya..




Wednesday, January 4, 2012

Tak Hanya Satu pintu


Tak Hanya Satu Pintu


Di sini gelap, gelap sekali..
Pengap, dingin…
Di sini gelap, gelap sekali..
Aku takut..
Aku ingin cepat keluar..
Keluar secepatnya..

Tapi,
Ke mana aku harus melangkah?
Di mana pintunya?


Aku mulai berjalan..
Berjalan tak tentu arah..
Kemana aku harus berjalan?
Dimana pintunya?
Dimana?

Aku berjalan terus..
terus dan terus melangkah....
Dengan hati meronta ingin keluar..
Tak tahu arah yang kutuju..
Tiba2 tanganku memegang sesuatu..

Aku tahu!
Inii…
Ini gagang pintu!
Tidak salah lagi!!!

Dengan cepat jantungku berdegup kencang
Hatiku meloncat kegirangan..
Akhirnya aku bisa keluar!
Harum cendana pintu itu,
 semakin membuat hatiku menari ria
Mungkin, inilah pintu terbaik untukku…



Dengan tak sabar, 
kucoba tuk membuka pintu itu…
Clek…..
Clek clek clek..
…………………………………..
Clek cklek cklek cklek cklek

Aku membisu.
Tanganku terpaku..
Pintu ini…..
…..........................
Terkuncii!!!

Tidak!
Tidak mungkin lagi aku mencari pintu lain.
Jalan ini terlalu gelap untukku.
Aku bahkan tidak dapat melihat apapun..
Tempat ini terlalu dingin..
Tidak mungkin!!!
Tidak mungkin…...


Aku mulai putus asa,
Jiwaku pun mulai membeku,
Kutunggu pintu cendana itu,
terbuka untukku..
Walau aku tahu,
Mungkin pintu ini
Tak akan terbuka untukku selamanya…..

Ketika hati ini mulai mati..
Dan jiwa ini serasa membeku..
Tiba-tiba..
Aku teringat akan sebuah lilin dan korek api yang kubawa.

Hatiku mulai bisa bernapas..
Jiwaku mulai mencair kembali..

Kunyalakan lilin itu….

Cssshhhh…...
 
Perlahan nyala lilin itu mulai menerangi diriku..
Memberi kehangatan..
Menghangatkan jiwaku yang mulai membeku…
Menerangi jalanku…
Mengalahkan kegelapan dalam hatiku...


Ku pandangi sekitarku,
melangkah lagi perlahan-lahan,
kulihat dan kulihat…

Ternyata,
Tak hanya pintu cendana itu saja yang ada..
Kulihat banyak pintu..
Aku mulai berjalan lagi.
Menuju ke satu pintu lain..
Meski harumnya tak seharum pintu cendana tadi,
dan dengan kayu lapuknya yag mungkin sudah rusak,
dengan hati dag dig dug,
Aku mencoba membukanya.....


Cklek,…
..........................
Pintu itu terbuka!!
Hatiku kini hidup kembali.
Mungkin inilah jalanku.
Inilah hidupku…..

Ternyata,
Tak hanya satu pintu.
Tak hanya satu pintu!!



*************************************

Ini adalah satu puisi yang kubuat saat aku SMA kelas 3. Untung masih kusimpan orat-oretan kerangka puisinya. Walau mungkin isinya ada yang berbeda. Awal2 baca, jadi ketawa sendiri, agak lebay kayaknya. Tapi yaudah deh, yang penting kumpul dulu, hahaha

Terinspirasi dari salah satu kalimat yang pernah kubaca:


Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka;

tetapi seringkali kita melihat ke pintu yang tertutup begitu lama

sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah dibuka untuk kita.


When one door of happiness closes, another opens;
but often we look so long at the closed door

that we do not see the one which has been opened for us.

--Helen Keller--


********************************************


Ketika satu pintu tertutup (ketika ada masalah, atau kita merasa tidak berdaya, merasa tidak ada jalan keluar, galau), kita seringkali terpaku menunggu pintu yang tertutup tersebut terlalu lama dan tidak menyadari ada pintu lain (jalan keluar lain) yang terbuka. 

Tapi untuk dapat menyadari adanya pintu lain tersebut, apalagi dalam kegelapan (biasanya saat kita galau, tidak berdaya, dlll kita tidak dapat berpikir jernih) kita membutuhkan sebuah cahaya untuk dapat melihat dalam kegelapan tersebut. Cahaya tersebut adalah nasihat dari berbagai pihak, cerita pengalaman orang lain, dan terutama doa, percaya kepada Tuhan. Selain itu, lilin dan korek api tersebut adalah bekal yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia, yaitu hati nurani (insting). 

Dan, ketika kita sudah merasa menemukan jalan keluarnya, sudah menemukan pintu untuk kita yang terbuka, kita harus tau bahwa setiap keputusan pasti ada resikonya, apapun itu. Mungkin ada hal yang buruk di samping jalan keluar itu (pintu tersebut terbuat dari kayu lapuk yang sepertinya sudah rusak). 

Tapi, apapun itu, daripada menunggu jalan keluar tanpa melakukan apa-apa, duduk termenung menunggu hujan duit jatuh dari langit (pintu cendana yang harum tapi tertutup),lebih baik memutuskan dan mencari jalan keluarnya, tapi tetap mempertimbangkan resikonya (dengan bekal lilin dan korek api)

Tiba-tiba jadi terinspirasi begitu saat membuatnya.
Anything, anywhere, anyone, Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita, serta tidak pernah terlalu cepat atau pun terlalu lambat...




*Kardina Nawassa
*gambar dari berbagai sumber