Monday, February 23, 2015

Tahapan Perencanaan Kebijakan (Transportasi)

Dalam merumuskan suatu alternatif kebijakan (transportasi) diperlukan analisis mendalam dari berbagai aspek dan berbagai ilmu pengetahuan sehingga didapatkan alternatif yang memilik dampak positif terbesar dan dampak negatif terkecil yang ditinjau dari berbagai sudut kepentingan (stakeholder) dan prioritasnya.




Dalam hal ini, ada dua jenis model penentuan alternatif yang dapat digunakan.

- Model pertama : tujuan yang hendak dicapai sudah terdefinisi, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Dalam hal ini akan didapatkan gap antara prediksi jika tidak dilakukan perbaikan apapun pada sistem (do nothing/do minimum) dan tujuan yang hendak dicapai.
 Contohnya : Pemerintah suatu kota ingin meningkatkan kelancaran arus lalu lintas pada ruas A dengan menargetkan waktu tempuh pada suatu ruas tersebut sebesar 120 detik pada tahun 2018 
--> tujuan langsung didefinisikan tanpa ada analisis terlebih dahulu

- Model kedua : tujuan yang hendak dicapai belum terdefinisi dan belum diketahui, sehingga perlu diketahui faktor apa yang paling urgent untuk diperbaiki dan dicari alternatifnya.
Contohnya : Ruas B mengalami kemacetan parah setiap harinya. Dalam hal ini belum diketahui apa penyebab utama kemacetan tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap kemacetan tersebut. Sehingga 

Dalam hal ini, didapatkan gap antara do nothing dengan standar yang telah ditetapkan. Model kedua sebenarnya lebih realistik digunakan karena target akan ditentukan berdasarkan gap yang ada dari kondisi aktual serta standar yang ada


Berikut ini contoh flowchart untuk model kedua. Flowchart untuk model kedua sama, hanya saja posisi objektif dan identifikasi masalah yang ditukar.



Dalam hal ini akan dibahas mengenai pengerjaan pada model 1.

Berikut ini penjelasan dari flowchart di atas:

1. Mengetahui dan memahami sistem yang dikaji
Dalam hal ini dibutuhkan pemahaman akan kasus dan sistem yang dibahas sebelum melangkah ke tahap selanjutnya. Adapun pemahaman mengenai sistem yang ditinjau (serta lingkup yang mempengaruhi dan dipengaruhi) sangat penting dikarenakan sistem yang ditinjau tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda, memiliki berbagai sudat pandang analisis, serta memiliki ruang lingkup wilayah pengaruh dan ruang lain yang mempengaruhinya. Adapun pemahaman mengenai kasus dan sistem yang dikaji ini dapat berupa pohon masalah (akan dijelaskan selanjutnya) dan data yang dibutuhkan untuk analisis selanjutnya.

Adapun pemahaman mengenai kasus dan sistem yang dikaji ini dapat ditinjau dari berbagai aspek, dan salah satu aspek mendasar dalam sistem transportasi yaitu sebagai berikut:



2. Identifikasi masalah
Dalam mengidentifikasikan suatu masalah, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:
- Menentukan lingkup ruang dan waktu dari kasus yang hendak dibahas
- Menentukan stakeholder yang terkait dengan kasus tersebut dan performance indicator (PI) dari masing-masing stakeholder
- Menentukan pembobotan dari masing-masing PI tersebut beserta dengan tingkat prioritasnya yang dinyatakan secara kuantitatif dan merankingkan PI tersebut dari pembobotan yang didapatkan untuk memfokuskan masalah atau memfokuskan PI apabila belum ada target/goal yang hendak dicapai.
Dalam mengindentifikasikan suatu masalah, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:
1.   Tentukan dahulu lingkup dari kasus yang hendak dibahas (ruang dan waktu)
2.   Tentukan stakeholder yang terkait dengan kasus tersebut dan PI dari masing-masing stakeholder tersebut
3.   Tentukan pembobotan dari masing-masing PI tersebut beserta dengan tingkat prioritasnya (nilainya) à Rankingkan PI tersebut dari pembobotan yang didapatkan. à untuk memfokuskan masalah apabila belum ada goals
4.   Rincikan PI yang memiliki ranking yang tinggi tersebut menjadi pohon masalah yang berbasiskan matematika.
5.   Membuat pohon masalah yang sistematis dan berbasiskan matematis


3. Alternatif kebijakan
Dalam menentukan alternatif perencanaan/kebijakan, maka pilihlah alternatif yang paling sesuai, dapat diimplementasikan, dan memiliki dampak buruk yang paling kecil (berdasarkan prioritasnya). Adapun alternatif perencanaan/kebijakan dapat diseleksi lagi dengan melakukan intervensi dari masing-masing solusi yang didapatkan.

Adapun langkah-langkah dalam merumuskan alternatif perencanaan/kebijakan adalah sebagai berikut:
a.    Mengecek faktor-faktor dalam pohon masalah, apakah bisa diintervensi
(yaàinstrumen; atau tidakàbarrier/constraint)
b.   Identifikasi barrier yang lain
c.    Identifikasi pilihan yang ada untuk masing-masing instrumen
d.   Menyaring pilihan dari masing-masing instrumen dengan menggunakan barrier yang lain dan signifikansi prioritas instrumen tersebut
e.   Merumuskan aternatif perencanaan (awal) tergantung dari instrumen dan pilihan instrumen
f.     Menyaring alternatif awal dengan barrier
g.    Alternatif perencanaan
h.   Kombinasi alternatif perencanaan
Dalam hal ini, instrumen tersebut dapat diintervensi dengan faktor internal maupun faktor eksternal.

Faktor internal merupakan faktor yang berada di dalam sistem itu sendiri, seperti tata guna lahan, aktivitas masyarakat, kondisi sosial ekonomi, dan lain sebagainya.

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar sistem tersebut seperti pendanaan oleh pemerintah, peraturan pemerintah, dan lain sebagainya.

4. Prediksi dampak
Setelah mendapatkan kombinasi-kombinasi dari alternatif-alternatif yang sudah ditentukan, maka langkah selanjunya adalah memprediksi dampak yang terjadi apabila melakukan kombinasi dari alternatif tersebut.

Adapun prediksi dampak ini dianalisis untuk mengetahui dampak yang terjadi dari setiap kombinasi alternatif tersebut kepada semua stakeholder dan semua konsen PI dari stakeholder tersebut, supaya kita dapat mengetahui bagaimana dampak alternatif tersebut, apakah merugikan ataupun menguntungkan bagi PI dari stakeholder yang ditinjau.


5. Evaluasi
Adapun evaluasi ini untuk membantu mengambil keputusan/rekomendasi. Untuk mengevaluasi alternatif yang telah dirumuskan, maka perlu di urutkan alternatif tersebut (ranking) dari yang paling baik sampai yang paling buruk.

6. Rekomendasi
Dari hasil di atas, maka diambil rekomendasi alternatif yang memiliki dampak yang paling bagus dan paling tidak merugikan.



Sumber : kuliah Pak Idwan Santoso, Perencanaan dan Kebijakan Transportasi
Contoh : https://www.scribd.com/doc/256850030/Kebijakan-dan-Perencanaan-Transportasi
*contoh tersebut masih belum sempurna dan data di dalamnya merupakan asumsi

No comments: