Ketika aku sudah tua,
bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah,
bersabarlah sedikit terhadap
aku....
Ketika
pakaianku terciprat sup,
ketika
aku lupa bagaimana mengikat sepatu.
Ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu....
Ketika aku berulang-ulang
berkata-kata
tentang sesuatu yang telah
bosan kau dengar,
bersabarlah mendengarkan aku,
jangan memutus pembicaraanku....
Ketika
kau kecil,
aku
selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu
kali
kuceritakan agar kau tidur....
Ketika aku memerlukanmu untuk
memandikanku,
janganlah marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil,
aku harus memakai segala cara untuk membujukmu
mandi?
Ketika aku tak paham
sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru,
jangan mengejekku.
Pikirkan
bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.
Ketika aku tak dapat berjalan,
ulurkan tanganmu yang masih
kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau
belajar berjalan waktu masih kecil....
Ketika
aku seketika melupakan pembicaraan kita,
berilah
aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya
bagiku,
apa
yang dibicarakan tidaklah penting,
asalkan
kau disamping mendengarkan,
aku
sudah sangat puas...
Ketika kau memandang aku yang
mulai menua,
janganlah berduka.
Mengertilah aku,
dukung aku,
seperti aku menghadapimu
ketika kamu mulai belajar
menjalani kehidupan.
Waktu
itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini,
sekarang
temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan
kesabaran,
aku akan memberikan senyum
penuh rasa syukur,
dalam senyum ini terdapat
cintaku yang tak terhingga untukmu....
*repost dari internet
No comments:
Post a Comment