Tuesday, March 12, 2013

Busway VS MRT, Who Will Win??



Mass Rapid Transit  atau  yang lebih biasa dikenal dengan sebutan MRT saat ini sedang hangat2nya dibicarakan di Jakarta. “Negara lain udah punya MRT loh. Lah, ini Indonesia kok belum ada?”.
Sedih saya lihat Indonesia ini, Singapura, Jepang, udah ada MRTnya. Nah ini Jakarta ibukota loh, masa MRT aja ga ada?” *-Alaydrus- kutipan salah satu berita yg membahas MRT.


Terkadang saya berpikir juga, emank keren si kalo Indonesia punya MRT, wiihh, pasti macet akan berkurang, trus yah jadi keren aja Indonesia sudah bisa bikin MRT *mungkin masih mimpi

Oke, dibalik semua perdebatan  tentang MRT dan Busway, mari kita lihat dari sisi Transportasinya. Bagaimana menurut ahli transportasi dan teori tentang transportasinya?


    -----------------------------------------------Behind the scene about BRT and MRT-------------------------------------------

“Diperlukan 6 gubernur Jakarta dan setidaknya 25 tahun untuk menyiapkan MRT di Jakarta (Dan hingga saat ini belum terbangun)
“ Transjakarta hanya memerlukan 1 gubernur untuk membangun system Bus Rapid Transit (BRT /Busway) dan setelah 8 tahun beroperasi telah menjadi sitem BRT terpanjang di dunia dengan 11 koridor”

Segitunya ya?
Mmm, oke, mari kita lihat dari segi kelebihan dan kekurangan dari BRT dan MRT ini

MRT (kelebihan)
·         - Dapat melayani penumpang lebih banyak daripada BRT
·        -  Kecepatan  tinggi dan efektifitas waktu

MRT (kelemahan)
·          - Lama dalam  proses pembangunannya
·         - Biaya yang diperlukan besar dan jauh lebih mahal daripada BRT
·         - Tidak dapat didanai oleh pemerintah setempat, harus ada campurtangan dari pemerintah pusat

BRT (kelebihan)
·         - Murah dan cepat dalam membangun (tantangan terbesar ketika mengambil lajur kendaraan)
·         - Dapat didanai oleh pemerintah daerah seperti Jakarta
·         - Tarif terjangkau
·         - Di Negara lain, BRT digunakan sebagai cara untuk menata ulang kota
·         - Memiliki hamper seluruh karakteristik MRT, namun dengan harga yang murah

BRT (kelemahan)
·         - Tidak bisa mengangkut penumpang sebanyak MRT
·         - Kurang cepat (efektifitas waktu) dibandingkan dengan MRT

Dan mungkin masih banyak lagi kelemahan dan kelebihan BRT dan MRT yang tidak disebutkan disini.

Coba kita bandingkan.
Dengan suatu  biaya tertentu, kita dapat membangun jaringan jalan MRT sepanjang 1 km, namun dapat membangun jaringan jalan BRT sepanjang 12 km. Emank bedanya sampe segitunya ya?

Bandingkan saja. Jaringan jalan BRT adalah jaringan jalan biasa yang beraspal. Sedangkan jaringan jalan MRT harus khusus dan terkadang perlu dibuat terowongan untuk jalan MRT tersebut. Untuk membangun jaringan BRT, tidak diperlukan system yang rumit, hanya seperti konsep membangun jalan pada umumnya saja. Pada saat membangun jaringan jalan MRT yang mungkin diperlukan untuk menembus gunung (misalnya),  diperlukan  pulalah alat yang lebih canggih dan praktis, misalnya Tunnel Boring Machine.  Nah, untuk biaya sewa alat tersebut saja sudah pasti mahal. Jika kita tidak mau memakai alat tersebut, misalkan, ya sudahlah open cut saja (lebih lama daripada pakai alat). Digali, dibuat jaringan MRT, kemudian ditimbun lagi. Oke, itu mungkin akan sedikit  mengurangi biaya sewa alat dll. Namun coba bayangkan. Jakarta yang saat ini saja sudah  parah  macetnya, ditambah lagi mungkin akan ada penutupan jalan akibat galian MRT tersebut, wahh bisa makin macet ini Jakarta.

MRT dapat lebih banyak mengangkut penumpang. Benar. Namun BRT pun dapat mengimbanginya dengan menambah jumlah bus yang beroperasi.

Oleh karena itu, dibutuhkan banyak pertimbangan untuk memilih system mana yang akan dipakai, BRT atau MRT. Dibutuhkan pertimbangan mengenai kantong Negara. Diperlukan pula pertimbangan kondisi tanah dan kondisi lainnya dari wilayah tersebut, apakah cocok dan tidak untuk dibangun MRT. Jangan sampai sudah sampai setengah jalan, eh ternyata kondisinya tidak memungkinkan. Diperlukan juga berbagai analisis dari berbagai sisi apakah proyek tersebut layak atau tidak., apakah lebih efisien dibangun MRT ataupun BRT. Jangan hanya melihat kerennya saja, tapi pertimbangkan juga dari berbagai sisi.

Mungkin menurut saya, untuk saat ini lebih baik system BRT yang digunakan di Jakarta lebih diperbaiki dan diperluas, bukan MRT, walaupun saya sebenarnya juga berharap Indonesia memiliki MRT. Namun apabila dilihat dari berbagai segi, mungkin BRT lah yang lebih cocok untuk Indonesia saat ini. Hutang Indonesia ke Negara lain sudah banyak. Jangan sampai nanti Indonesia berhutang lagi gara2 ingin membangun sistem MRT yang memakan biaya banyak, (wah kacau itu).

Dan mungkin sebaiknya para politikus2 juga jangan memaksa ingin membangun MRT dan selalu mempertanyakan pembangunan MRT tanpa memberi solusi dan perbandingan dengan system BRT. Jadi ingat kata seorang temanku, “Negara lain aja bisa bikin MRT, masa kita nggak?” Bisa! Tapi harus dengan berbagaai macam pertimbangan, terutama kantong Negara.

So, BRT or MRT??

MRT  bagus, namun apabila saat ini kita belum mampu membuatnya, masih terbuka kemungkinan di masa depan kita dapat membuatnya.

No comments: