Mass Rapid
Transit atau
yang lebih biasa dikenal dengan sebutan MRT saat ini sedang hangat2nya
dibicarakan di Jakarta. “Negara lain udah punya MRT loh. Lah, ini Indonesia
kok belum ada?”.
“Sedih
saya lihat Indonesia ini, Singapura, Jepang, udah ada MRTnya. Nah ini Jakarta
ibukota loh, masa MRT aja ga ada?” *-Alaydrus- kutipan salah satu berita yg
membahas MRT.
Terkadang
saya berpikir juga, emank keren si kalo Indonesia punya MRT, wiihh, pasti macet
akan berkurang, trus yah jadi keren aja Indonesia sudah bisa bikin MRT *mungkin
masih mimpi
Oke, dibalik
semua perdebatan tentang MRT dan Busway,
mari kita lihat dari sisi Transportasinya. Bagaimana menurut ahli transportasi
dan teori tentang transportasinya?
-----------------------------------------------Behind the
scene about BRT and MRT-------------------------------------------
“Diperlukan
6 gubernur Jakarta dan setidaknya 25 tahun untuk menyiapkan MRT di Jakarta (Dan
hingga saat ini belum terbangun)
“
Transjakarta hanya memerlukan 1 gubernur untuk membangun system Bus Rapid
Transit (BRT /Busway) dan setelah 8 tahun beroperasi telah menjadi sitem BRT
terpanjang di dunia dengan 11 koridor”
Segitunya
ya?
Mmm, oke,
mari kita lihat dari segi kelebihan dan kekurangan dari BRT dan MRT ini
MRT
(kelebihan)
·
- Dapat melayani penumpang lebih banyak daripada BRT
·
- Kecepatan tinggi dan efektifitas
waktu
MRT
(kelemahan)
· - Lama dalam proses pembangunannya
·
- Biaya yang diperlukan besar dan jauh lebih mahal daripada BRT
·
- Tidak dapat didanai oleh pemerintah setempat, harus ada campurtangan
dari pemerintah pusat
BRT (kelebihan)
· - Murah dan cepat dalam membangun (tantangan terbesar ketika mengambil
lajur kendaraan)
·
- Dapat didanai oleh pemerintah daerah seperti Jakarta
·
- Tarif terjangkau
·
- Di Negara lain, BRT digunakan sebagai cara untuk menata ulang kota
·
- Memiliki hamper seluruh karakteristik MRT, namun dengan harga yang murah
BRT
(kelemahan)
·
- Tidak bisa mengangkut penumpang sebanyak MRT
· - Kurang cepat (efektifitas waktu) dibandingkan dengan MRT
Dan mungkin masih banyak lagi kelemahan dan
kelebihan BRT dan MRT yang tidak disebutkan disini.
Coba kita
bandingkan.
Dengan suatu
biaya tertentu, kita dapat membangun
jaringan jalan MRT sepanjang 1 km, namun dapat membangun jaringan jalan BRT
sepanjang 12 km. Emank bedanya sampe segitunya ya?
Bandingkan
saja. Jaringan jalan BRT adalah jaringan jalan biasa yang beraspal. Sedangkan
jaringan jalan MRT harus khusus dan terkadang perlu dibuat terowongan untuk
jalan MRT tersebut. Untuk membangun jaringan BRT, tidak diperlukan system yang
rumit, hanya seperti konsep membangun jalan pada umumnya saja. Pada saat
membangun jaringan jalan MRT yang mungkin diperlukan untuk menembus gunung
(misalnya), diperlukan pulalah alat yang lebih canggih dan praktis,
misalnya Tunnel Boring Machine. Nah, untuk biaya sewa alat tersebut saja sudah
pasti mahal. Jika kita tidak mau memakai alat tersebut, misalkan, ya sudahlah open
cut saja (lebih lama daripada pakai alat). Digali, dibuat jaringan MRT,
kemudian ditimbun lagi. Oke, itu mungkin akan sedikit mengurangi biaya sewa alat dll. Namun coba
bayangkan. Jakarta yang saat ini saja sudah
parah macetnya, ditambah lagi
mungkin akan ada penutupan jalan akibat galian MRT tersebut, wahh bisa
makin macet ini Jakarta.
MRT dapat
lebih banyak mengangkut penumpang. Benar. Namun BRT pun dapat mengimbanginya
dengan menambah jumlah bus yang beroperasi.
Oleh karena
itu, dibutuhkan banyak pertimbangan untuk memilih system mana yang akan
dipakai, BRT atau MRT. Dibutuhkan pertimbangan mengenai kantong Negara.
Diperlukan pula pertimbangan kondisi tanah dan kondisi lainnya dari wilayah
tersebut, apakah cocok dan tidak untuk dibangun MRT. Jangan sampai sudah sampai
setengah jalan, eh ternyata kondisinya tidak memungkinkan. Diperlukan
juga berbagai analisis dari berbagai sisi apakah proyek tersebut layak atau
tidak., apakah lebih efisien dibangun MRT ataupun BRT. Jangan hanya melihat kerennya
saja, tapi pertimbangkan juga dari berbagai sisi.
Mungkin
menurut saya, untuk saat ini lebih baik system BRT yang digunakan di Jakarta
lebih diperbaiki dan diperluas, bukan MRT, walaupun saya sebenarnya juga
berharap Indonesia memiliki MRT. Namun apabila dilihat dari berbagai segi,
mungkin BRT lah yang lebih cocok untuk Indonesia saat ini. Hutang Indonesia ke Negara
lain sudah banyak. Jangan sampai nanti Indonesia berhutang lagi gara2 ingin
membangun sistem MRT yang memakan biaya banyak, (wah kacau itu).
Dan mungkin
sebaiknya para politikus2 juga jangan memaksa ingin membangun MRT dan selalu
mempertanyakan pembangunan MRT tanpa memberi solusi dan perbandingan dengan system
BRT. Jadi ingat kata seorang temanku, “Negara lain aja bisa bikin MRT, masa
kita nggak?” Bisa! Tapi harus dengan berbagaai macam pertimbangan, terutama
kantong Negara.
So, BRT or
MRT??
MRT bagus, namun apabila saat ini kita belum mampu
membuatnya, masih terbuka kemungkinan di masa depan kita dapat membuatnya.
No comments:
Post a Comment